Di satu sisi Kostrad sebagai kotama pembinaan dan Operasi senantiasa dituntut untuk mampu mengoptimalkan kemampuan satuan-satuan jajarannya dihadapkan pada tuntutan tugas yang harus dilaksanakan melalui latihan-latihan secara terprogram dengan standart yang ditentukan. Disamping itu melalui berbagai pengkajian dan evaluasi atas kegagalan pelaksanaan tugas pokok di daerah operasi maupun di home base yang selama ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kepemimpinan, rendahnya tingkat profesionalisme prajurit perorangan maupun satuan harus menjadi fokus utama dalam peningkatan kemampuan satuan Kostrad. Adapun beberapa kelemahan yang terjadi saat ini pada prajurit/satuan Kostrad lebih bermuara pada keterampilan teknik, taktik, fisik, non teknik dan materiil serta alut sista yang ada dalam mendukung profesionalisme satuan Kostrad dalam pelaksanaan tugas.
Tulisan ini tidak bermaksud memperbesar kekuatiran akan kemampuan profesionalisme prajurit Kostrad saat ini, tetapi lebih memberikan gambaran kemungkinan perlunya upaya meningkatkan profesionalisme prajurit Kostrad dalam menghadapi tantangan tugas ke depan. Mengalir dari latar belakang diatas, maka pokok permasalahan adalah “Bagaimana meningkatkan profesionalisme satuan Kostrad secara obyektif sebagai perwujudan kesiapan TNI dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. Oleh karena itu, kebijakan strategis tentang peningkatan profesionalisme satuan Kostrad harus dirancang dengan cermat dan berkesinambungan sampai terwujud profesionalisme yang diharapkan di tengah sulitnya anggaran pembangunan kekuatan untuk dinaikkan.
Di samping tuntutan profesionalisme prajurit pada aspek keterampilan teknik, maka tidak kalah pentingnya adalah pada aspek keterampilan taktik seperti; penguasaan taktik patroli, penguasaan kegiatan pengepungan kampung dan pembersihan rumah secara terintegrasi antar satuan dengan baik melalui perencanaan dan persiapan yang matang disertai latihan pendahuluan guna menjaga faktor keamanan dan kelancaran dalam pelaksanaan, kemampuan memelihara kontak dan pengejaran yang baik dalam melumpuhkan lawan/musuh saat kontak dengan mengikatnya melalui tembakan sehingga lawan tidak dapat meninggalkan daerah pertempuran. Keterampilan taktik melakukan patroli di daerah rawa bagi satuan yang akan melaksanakan juga perlu untuk dilatihkan, agar secara teknis dan taktis satuan Kostrad memiliki kemampuan operasional dalam mengatasi medan rawa. Adapun untuk mendukung profesionalisme prajurit Kostrad maka dibutuhkan adanya kemampuan fisik yang prima dan tangguh dalam mengatasi segala macam bentuk medan dan cuaca dengan tingkat kelelahan yang rendah. Di samping itu setiap prajurit juga mempunyai kekebalan tubuh yang tinggi berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk menolak bakteri penyakit yang mungkin menyerang serta adanya kepedulian yang tinggi pada diri setiap prajurit Kostrad untuk dapat menjaga kesehatannya. Oleh karena itu kegiatan pemberian imunisasi secara lebih dini dapat diberikan pada prajurit sebelum berangkat tugas seperti imunisasi hepatitis dan kelengkapan obat-obatan lain akan memperkuat fisik prajurit di medan tugas.
Adapun aspek non teknik yang sangat diharapkan untuk dimiliki oleh setiap individu prajurit Kostrad guna mendukung profesionalisme adalah kesiapan mental yang tangguh dalam menghadapi berbagai situasi dan medan. Kesiapan mental setiap prajurit akan senantiasa terjaga manakala kepemimpinan komandan satuan Kostrad juga dapat mengakar pada seluruh anggota prajurit satuan di mana setiap komandan-komandan dari satuan terendah sampai satuan tertinggi memiliki komitmen yang kuat dalam pelaksanaan tugas, yang mendasari atas kebersamaan untuk dapat menjaga nama baik satuan dalam setiap gerak langkah dan perbuatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menanamkan pemahaman makna bahwa tiada keberhasilan yang diperoleh tanpa usaha dan pengorbanan. Dari semua tuntutan profesionalisme prajurit satuan Kostrad yang diharapkan, maka pemenuhan akan aspek materiil dan Alut sista juga tidak kalah pentingnya untuk dilengkapi, terutama senapan serbu, alat komunikasi, alat angkut untuk mendukung mobilitas pasukan dengan suku cadang yang memadai, GPS, alat bidik malam hari, serta munisi yang cukup untuk melaksanakan latihan dari tingkat perorangan sampai tingkat latihan satuan dengan bentuk geladi lapangan.
III. UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PRAJURIT KOSTRAD DI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN TUGAS.
Di samping upaya peningkatan profesionalisme prajurit Kostrad melalui kegiatan latihan-latihan perorangan maka tidak kalah pentingnya adalah intensitas latihan satuan juga perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, Satuan Kostrad perlu meminta dan mendapatkan latihan geladi lapang tingkat Batalyon Team Pertempuran (BTP) tentunya dengan materi latihan (persoalan) yang senantiasa diubah disesuaikan dengan skenario latihan yang direncanakan. Hal ini untuk menghindari materi dan persoalan latihan yang selalu sama (monoton itu-itu saja). Kalau latihan puncak angkatan darat dalam tiga tahun ini selalu ditutup dengan penyelenggaraan geladi lapang BTP hanya 1 Batalyon saja, maka sudah selayaknya Kostrad bisa menyarankan dan meminta kepada pimpinan Angkatan Darat untuk latihan BTP dalam satu tahun anggaran bisa diselenggarakan untuk 3 batalyon atau 4 batalyon (1 BTP Divisi 1, 1 BTP Divisi 2 dan selebihnya Batalyon Kodam/Kewilayahan). Dengan terprogramnya latihan BTP dalam 1 tahun anggaran sampai 3 Batalyon, maka jelas akan dapat memberikan kemampuan satuan-satuan Kostrad dalam kerjasama antar kecabangan dalam suatu operasi tempur.
Upaya-upaya peningkatan profesionalisme prajurit yang telah dan akan dilakukan melalui kegiatan latihan juga harus dibarengi dengan pemenuhan materiil satuan seperti alkapsat dan alut sista yang memadai melalui kegiatan pengadaan alat-peralatan baru. Implementasi dari penggantian alat peralatan yang sudah tidak layak dan karena usia pakai yang lama perlu dipercepat perwujudannya. Program rematerialisasi dan repowering untuk Alut Sista perlu untuk ditinjau dan dikaji kembali, mengingat hasil kegiatan rematerialisasi maupun repowering tidak dapat digunakan dalam jangka waktu panjang, sedangkan biaya untuk melaksanakan program ini juga membutuhkan anggaran dana yang cukup besar. Alhasil menurut pertimbangan dengan semakin berkembangnya tehnologi, maka secara ekonomis pengadaan alut sista baru, jelas akan lebih efisien. Dengan demikian maka satuan-satuan Kostrad sudah selayaknya untuk mendapatkan program pengadaan alut sista untuk mendukung profesionalisme prajurit / satuan Kostrad dalam melaksanakan tugas-tugas operasi.
Dengan demikan dalam konteks pembenahan postur Satuan Kostrad, maka upaya membangun prajurit yang profesional, efektif, efisien dan modern serta dicintai rakyat merupakan suatu tuntutan dan bahkan menjadi suatu keharusan. Sejalan dengan dilaksanakannya pembangunan kekuatan pertahanan maka harus dapat selaras dengan pembenahan dan penataan struktur, kultur dan doktrin yang dirancang secara komprehensif oleh para pimpinan dengan demikian akan mewujudkan profesionalisme prajurit/satuan kostrad masa depan yang memiliki postur yang mampu mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis dan potensi ancaman yang timbul di seluruh wilayah NKRI. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan penyiapan postur satuan Kostrad dalam menghadapi tantangan tugas kedepan, sehingga kekuatan, kemampuan dan gelar tersebut dapat diproyeksikan secara cepat dan tepat dalam menangani berbagai bentuk ancaman.
Oleh karena itu Kosrad sebagai Kotama pembinaan dan Operasi harus dapat mengimplementasikan diri prajurit/satuan Kostrad sebagai berikut : Pertama, mewujudkan postur prajurit yang profesional dan modern dalam penyelenggaraan pertahanan NKRI di darat. Kedua, meningkatkan dan memperkokoh jatidiri prajurit yang tangguh, yang memiliki keunggulan moral, rela berkorban dan pantang menyerah dalam menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan integritas keutuhan wilayah NKRI berdasarkan Saptamarga dan Sumpah Prajurit. Ketiga, mewujudkan kualitas prajurit yang memiliki penguasaan ilmu dan keterampilan keprajuritan melalui pembinaan doktrin, pendidikan dan latihan yang sistematis serta meningkatkan kesejahteraannya. Keempat, mewujudkan kesiapan operasional untuk penindakan terhadap ancaman yang datangnya dari dalam maupun yang dari luar. Kelima, mewujudkan kerjasama militer dengan negara-negara sahabat untuk meningkatkan profesionalisme prajurit. Keenam, mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat sebagai roh prajurit di dalam upaya pertahanan negara. Misi tersebut merupakan cerminan yang harus dibangun oleh prajurit-prajurit Kostrad dalam rangka pencapaian tugas pokoknya.
IV. KESIMPULAN