02 April 2009

UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PRAJURIT KOSTRAD DI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN TUGAS KEDEPAN GUNA MENJAGA KEUTUHAN WILAYAH NKRI


Oleh : Mayjen TNI  Bambang Suranto - Danseskoad
I. PENDAHULUAN.
      Perkembangan lingkungan strategis telah membawa perubahan yang signifikan dalam semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam percaturan global antar negara. Perubahan tersebut juga telah membawa perubahan hakekat ancaman yang dihadapi oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Dalam bidang pertahanan, bangsa Indonesia telah melihat berbagai potensi ancaman yang mungkin dihadapi oleh NKRI baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri. Ancaman potensial yang terjadi saat ini seperti separatisme, pencurian kekayaan alam, penyelundupan senjata, pembuangan limbah kimia di wilayah NKRI maupun pelanggaran wilayah negara oleh negara lain yang dapat memunculkan konflik antar negara menuntut adanya kesiapan satuan-satuan TNI untuk menghadapi setiap kemungkinan yang terjadi. Oleh karena itu untuk menghadapi ancaman potensial yang setiap saat terjadi berkaitan dengan dinamika perubahan yang demikian cepat maka diperlukan pembenahan dan penataan satuan-satuan TNI terutama pada aspek kekuatan dan kemampuan khususnya satuan-satuan Kostrad sebagai kekuatan satuan pemukul yang siap ditugaskan dalam menghadapi setiap ancaman di beberapa trouble spot secara bersamaan di seluruh wilayah NKRI.
       Di satu sisi Kostrad sebagai kotama pembinaan dan Operasi senantiasa dituntut untuk mampu mengoptimalkan kemampuan satuan-satuan jajarannya dihadapkan pada tuntutan tugas yang harus dilaksanakan melalui latihan-latihan secara terprogram dengan standart yang ditentukan. Disamping itu melalui berbagai pengkajian dan evaluasi atas kegagalan pelaksanaan tugas pokok di daerah operasi maupun di home base yang selama ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kepemimpinan, rendahnya tingkat profesionalisme prajurit perorangan maupun satuan harus menjadi fokus utama dalam peningkatan kemampuan satuan Kostrad. Adapun beberapa kelemahan yang terjadi saat ini pada prajurit/satuan Kostrad lebih bermuara pada keterampilan teknik, taktik, fisik, non teknik dan materiil serta alut sista yang ada dalam mendukung profesionalisme satuan Kostrad dalam pelaksanaan tugas.
       Tulisan ini tidak bermaksud memperbesar kekuatiran akan kemampuan profesionalisme prajurit Kostrad saat ini, tetapi lebih memberikan gambaran kemungkinan perlunya upaya meningkatkan profesionalisme prajurit Kostrad dalam menghadapi tantangan tugas ke depan. Mengalir dari latar belakang diatas, maka pokok permasalahan adalah “Bagaimana meningkatkan profesionalisme satuan Kostrad secara obyektif sebagai perwujudan kesiapan TNI dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. Oleh karena itu, kebijakan strategis tentang peningkatan profesionalisme satuan Kostrad harus dirancang dengan cermat dan berkesinambungan sampai terwujud profesionalisme yang diharapkan di tengah sulitnya anggaran pembangunan kekuatan untuk dinaikkan.

II. TUNTUTAN PROFESIONALISME PRAJURIT DAN SATUAN KOSTRAD
      Keberhasilan meraih sukses adalah harapan dari setiap satuan yang bertugas di daerah operasi, untuk mendapatkan sukses tersebut tidak demikian mudahnya diraih. Karakteristik alam, budaya dan kondisi sosial masyarakat turut mempengaruhi eksistensi keberhasilan satuan Kostrad di daerah operasi. Keberhasilan satuan-satuan Kostrad dengan segudang prestasi di daerah operasi tidak tergantung pada satu bidang saja, namun dipengaruhi oleh beberapa faktor penunjang. Satuan Kostrad yang disiapkan dalam rangka pelaksanaan tugas operasi di daerah tentunya diharapkan memiliki kemampuan dan profesionalisme yang handal dimulai dari proses penyiapan satuan, pembekalan operasi serta melengkapi kekurangan – kekurangan yang ada di satuan sehingga didapatkan suatu kondisi kemampuan dan profesionalisme satuan Kostrad yang diharapkan. Adapun beberapa tuntutan dari profesionalisme prajurit Kostrad yang harus senantiasa untuk dijaga meliputi aspek keterampilan teknik, aspek keterampilan taktik, dan aspek fisik, serta tak kalah pentingnya adalah aspek non teknik guna mendukung profesionalisme prajurit Kostrad. Adapun aspek-aspek yang dikehendaki dimiliki oleh setiap prajurit Kostrad adalah sebagai berikut : Pertama, aspek keterampilan teknik menembak, Prajurit Kostrad dituntut memiliki kemampuan menembak di segala keadaan medan dan situasi dengan respon dan akurasi yang tinggi, tuntutan pada keadaan ini prajurit tersebut harus terlatih dan dapat menguasai situasi yang muncul secara tiba-tiba dan memilki kemampuan menembak dengan sasaran bergerak serta dapat memperkirakan perkenaan terhadap kemampuan lari lawan di daerah hutan maupun pegunungan. Kedua, aspek keterampilan Disiplin Tempur, Prajurit Kostrad dituntut mampu bergerak secara senyap/rahasia tanpa diketahui oleh masyarakat maupun musuh/lawan dengan memanfaatkan medan, perlindungan dan keadaan gelap. Siapapun orangnya apabila sudah berada daerah operasi ataupun sektor maka tidak ada alasan untuk tidak diketahui ke arah mana tujuan gerakan bahkan masyarakat sekalipun. Ketiga, aspek keterampilan intelpur, Prajurit Kostrad harus memilki kemampuan menilai suatu situasi/keadaan secara responsif serta dapat melakukan interograsi taktis dilapangan terhadap tawanan yang didapat secara akurat dan cepat minimal mencakup, berapa kekuatan dan persenjataan mereka, kelompok dan pimpinnannya serta kegiatan apa yang direncanakannya. Disamping itu diharapkan prajurit Kostrad memiliki kemampuan menjejaki musuh/lawan secara rahasia dengan memanfaatkan kelemahan disiplin tempur mereka seperti bekas-bekas bivak, sampah bekas makanan, puntung rokok dan kotoran lain, sehingga setiap individu prajurit dapat memanfaatkan peluang ini secara baik sebagai awal dari keterangan / tanda yang perlu segera dijejaki dan ditindak lanjuti. Tak kalah pentingnya dari semua ini adalah kemampuan prajurit Kostrad dalam penguasaan medan. Kemampuan yang dituntut untuk penguasaan medan seperti membaca medan, situasi serta mampu memprediksikan dengan baik akan keadaan medan yang ada dihadapkan dari kemungkinan penggunaan tempat tinggal dan pelarian lawan/musuh setelah terjadi kontak melalui pendekatan evaluasi kejadian kontak secara terus menerus.
      Di samping tuntutan profesionalisme prajurit pada aspek keterampilan teknik, maka tidak kalah pentingnya adalah pada aspek keterampilan taktik seperti; penguasaan taktik patroli, penguasaan kegiatan pengepungan kampung dan pembersihan rumah secara terintegrasi antar satuan dengan baik melalui perencanaan dan persiapan yang matang disertai latihan pendahuluan guna menjaga faktor keamanan dan kelancaran dalam pelaksanaan, kemampuan memelihara kontak dan pengejaran yang baik dalam melumpuhkan lawan/musuh saat kontak dengan mengikatnya melalui tembakan sehingga lawan tidak dapat meninggalkan daerah pertempuran. Keterampilan taktik melakukan patroli di daerah rawa bagi satuan yang akan melaksanakan juga perlu untuk dilatihkan, agar secara teknis dan taktis satuan Kostrad memiliki kemampuan operasional dalam mengatasi medan rawa. Adapun untuk mendukung profesionalisme prajurit Kostrad maka dibutuhkan adanya kemampuan fisik yang prima dan tangguh dalam mengatasi segala macam bentuk medan dan cuaca dengan tingkat kelelahan yang rendah. Di samping itu setiap prajurit juga mempunyai kekebalan tubuh yang tinggi berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk menolak bakteri penyakit yang mungkin menyerang serta adanya kepedulian yang tinggi pada diri setiap prajurit Kostrad untuk dapat menjaga kesehatannya. Oleh karena itu kegiatan pemberian imunisasi secara lebih dini dapat diberikan pada prajurit sebelum berangkat tugas seperti imunisasi hepatitis dan kelengkapan obat-obatan lain akan memperkuat fisik prajurit di medan tugas.
      Adapun aspek non teknik yang sangat diharapkan untuk dimiliki oleh setiap individu prajurit Kostrad guna mendukung profesionalisme adalah kesiapan mental yang tangguh dalam menghadapi berbagai situasi dan medan. Kesiapan mental setiap prajurit akan senantiasa terjaga manakala kepemimpinan komandan satuan Kostrad juga dapat mengakar pada seluruh anggota prajurit satuan di mana setiap komandan-komandan dari satuan terendah sampai satuan tertinggi memiliki komitmen yang kuat dalam pelaksanaan tugas, yang mendasari atas kebersamaan untuk dapat menjaga nama baik satuan dalam setiap gerak langkah dan perbuatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menanamkan pemahaman makna bahwa tiada keberhasilan yang diperoleh tanpa usaha dan pengorbanan. Dari semua tuntutan profesionalisme prajurit satuan Kostrad yang diharapkan, maka pemenuhan akan aspek materiil dan Alut sista juga tidak kalah pentingnya untuk dilengkapi, terutama senapan serbu, alat komunikasi, alat angkut untuk mendukung mobilitas pasukan dengan suku cadang yang memadai, GPS, alat bidik malam hari, serta munisi yang cukup untuk melaksanakan latihan dari tingkat perorangan sampai tingkat latihan satuan dengan bentuk geladi lapangan.


III. UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PRAJURIT KOSTRAD DI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN TUGAS.

      Latihan merupakan kebutuhan bagi seorang prajurit, bahkan lebih ekstrim dikatakan bahwa kesejahteraan yang hakiki bagi prajurit adalah latihan. Kesejahteraan tersebut tidak dapat diidentikkan berupa suatu kesenangan dan materi tetapi lebih dari itu adalah menyangkut nyawa, yang diartikan bahwa dengan latihan seorang prajurit akan memperoleh keterampilan dan kemampuan. Dengan bekal keterampilan dan kemampuan tersebut ia akan dapat menaklukkan musuh bukan ditaklukkan, karena prajurit telah memiliki keterampilan dan kemampuan perorangan maupun dalam hubungan satuan dari berbagai latihan. Oleh karena itu latihan harus dilakukan dan diselenggarakan secara benar, dilaksanakan dengan keras tetapi tidak membosankan, penuh disiplin dan dapat menciptakan realisme latihan disertai upaya atau cara-cara agar dalam setiap diri prajurit Kostrad timbul hasrat untuk berlatih. Dengan demikian kebijakan pembinaan latihan dapat dilakukan: Pertama, meningkatkan profesionalisme prajurit melalui latihan perorangan, terutama pada kemampuan menembak, ilmu medan, teknik dasar bertempur, pembinaan jasmani militer, serta melakukan latihan-latihan pratugas bagi satuan-satuan yang disiapkan untuk penugasan ke daerah rawan; Kedua, Menyempurnakan sistem dan metoda latihan agar mampu menjawab tantangan tugas ke depan sesuai dengan perkembangan pengetahuan teknologi; Ketiga, Membina dan mengembangkan sarana dan prasarana serta fasilitas latihan. Mengacu dari kebijakan tersebut di atas maka upaya peningkatan profesionalisme prajurit Kostrad dapat dilakukan melalui: Pertama, Membudayakan dan melatih kemampuan reaksi menembak prajurit secara cepat yaitu memasukkan gambar sasaran dalam bidikan yang dihadapkan dengan pejera kegiatan yang dilaksanakan tanpa harus melalui proses tahapan secara berurutan, karena saat itu yang dibutuhkan adalah kecepatan. Hal ini dapat dilakukan karena pada jarak 50 m ke bawah menembak dengan membidik dari pejera ke sasaran tanpa harus melewati lubang pisir akan tetap mengenai sasaran. Kedua, Meningkatkan kemampuan disiplin tempur. Keberhasilan suatu tugas tidak hanya tergantung pada taktik yang tepat tetapi juga sangat tergantung pada tingkat disiplin tempur di lapangan. Disiplin tempur harus benar-benar dilatihkan terutama berkaitan dengan disiplin gerakan. Bergerak secara senyap berarti bergerak secara diam-diam, penuh kewaspadaan dan biasanya dilaksanakan secara perlahan-lahan. Gerakan ini sangat membutuhkan kesabaran, hindari keinginan prajurit untuk segera sampai di sasaran dan setiap prajurit lebih mengutamakan kualitas gerakan dari pada cepat, tetapi tidak terjamin kerahasiaannya. Oleh karena itu dalam latihan bila perlu prajurit dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk menghindari keributan dalam bergerak dengan menentukan titik temu. Latihan disiplin tempur juga berkaitan dengan melatih prajurit dalam disiplin tembakan dan disiplin suara. Ketiga, Meningkatkan kemampuan intelpur. Pengembangan taktik di lapangan tergantung perkembangan situasi musuh, untuk dapat mengembangkan taktik diperlukan prajurit yang memilki naluri tempur tinggi, peka dan menjadikan prajurit sebagai badan pengumpul keterangan untuk mengumpulkan data-data intelijen guna dijadikan bahan dalam pengambilan keputusan. Latihan kemampuan intelpur yang perlu diberikan dan dikuasai oleh prajurit Kostrad adalah penjejakan seperti mengenali lamanya (waktu) jejak yang ditinggalkan, baik goresan pada pohon-pohonan maupun potongan kayu dan bekas makan atau bungkus rokok dengan pengamatan dan penciuman dalam rangka mengidentifikasi jejak apakah masih baru atau sudah lama. Mempelajari arah jejak dan jumlah kekuatan melalui bekas telapak baik di tanah, lumpur, sungai maupun rumput. Proses latihan seperti ini dilakukan dengan mengikuti ke mana arah jejak tersebut dengan tindakan keamanan dan kewaspadaan, selanjutnya bagi tugas kelompok demi kelompok dalam kelompok penjejakan, pengaman dan unsur tinggal, jejak adalah sebagai poros dalam pelacakan sehingga penelusuran jejak tidak harus selalu berada pada jejak namun adakalanya hanya berada dalam penguasaan. Keempat, latihan peningkatan penguasaan medan. Kemampuan prajurit dalam membaca medan sangat tergantung pada insting prajurit dalam PKT/PKM nya, pemahaman kebiasaan serta pengalaman prajurit dalam menilai bentuk medan yang mungkin dilalui dan dikuasai musuh sangat diperlukan. Menilai dan menganalisa medan tersebut kemudian dihadapkan cara bertindak yang diambil jangan sampai daerah tersebut dapat memberikan kerugian dipihak kita. Oleh karena itu setiap prajurit tidak boleh menyepelekan medan karena akan vatal akibatnya. Kelima, Latihan guna menimbulkan keberanian. Upaya melatih keberanian ini seyogyanya dilakukan pada prajurit sebelum berangkat tugas, yang dapat diberikan dengan memberikan materi latihan pendadaran dan dopper baik secara perorangan maupun dalam hubungan satuan. Latihan pendadaran dilakukan dalam rangka melatih keberanian prajurit dengan suasana yang mencekam. Latihan ini dilaksanakan pada waktu malam hari secara perorangan tanpa perlengkapan dengan panjang rute 2 s.d 5 km. Dalam pelaksanaannya materi ini melewati beberapa pos dan pelatih dengan materi pos lorong babi, titian 1, lubang galian, penyeberangan sungai, popi pocong, jerat, bandulan, bantingan, bunuh senyap, rayapan tali satu, mengenali senjata, sandungan, perkelahian dan penyandian. Adapun Dopper dilatihkan dalam rangka memberikan keberanian pada prajurit dengan memperkenalkan tembakan yang diarahkan di dekatnya sehingga terbiasa dan tidak membuat takut terkena peluru atau menjadi terhentinya gerakan untuk maju.
      Di samping upaya peningkatan profesionalisme prajurit Kostrad melalui kegiatan latihan-latihan perorangan maka tidak kalah pentingnya adalah intensitas latihan satuan juga perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, Satuan Kostrad perlu meminta dan mendapatkan latihan geladi lapang tingkat Batalyon Team Pertempuran (BTP) tentunya dengan materi latihan (persoalan) yang senantiasa diubah disesuaikan dengan skenario latihan yang direncanakan. Hal ini untuk menghindari materi dan persoalan latihan yang selalu sama (monoton itu-itu saja). Kalau latihan puncak angkatan darat dalam tiga tahun ini selalu ditutup dengan penyelenggaraan geladi lapang BTP hanya 1 Batalyon saja, maka sudah selayaknya Kostrad bisa menyarankan dan meminta kepada pimpinan Angkatan Darat untuk latihan BTP dalam satu tahun anggaran bisa diselenggarakan untuk 3 batalyon atau 4 batalyon (1 BTP Divisi 1, 1 BTP Divisi 2 dan selebihnya Batalyon Kodam/Kewilayahan). Dengan terprogramnya latihan BTP dalam 1 tahun anggaran sampai 3 Batalyon, maka jelas akan dapat memberikan kemampuan satuan-satuan Kostrad dalam kerjasama antar kecabangan dalam suatu operasi tempur.
      Upaya-upaya peningkatan profesionalisme prajurit yang telah dan akan dilakukan melalui kegiatan latihan juga harus dibarengi dengan pemenuhan materiil satuan seperti alkapsat dan alut sista yang memadai melalui kegiatan pengadaan alat-peralatan baru. Implementasi dari penggantian alat peralatan yang sudah tidak layak dan karena usia pakai yang lama perlu dipercepat perwujudannya. Program rematerialisasi dan repowering untuk Alut Sista perlu untuk ditinjau dan dikaji kembali, mengingat hasil kegiatan rematerialisasi maupun repowering tidak dapat digunakan dalam jangka waktu panjang, sedangkan biaya untuk melaksanakan program ini juga membutuhkan anggaran dana yang cukup besar. Alhasil menurut pertimbangan dengan semakin berkembangnya tehnologi, maka secara ekonomis pengadaan alut sista baru, jelas akan lebih efisien. Dengan demikian maka satuan-satuan Kostrad sudah selayaknya untuk mendapatkan program pengadaan alut sista untuk mendukung profesionalisme prajurit / satuan Kostrad dalam melaksanakan tugas-tugas operasi. 
     Dengan demikan dalam konteks pembenahan postur Satuan Kostrad, maka upaya membangun prajurit yang profesional, efektif, efisien dan modern serta dicintai rakyat merupakan suatu tuntutan dan bahkan menjadi suatu keharusan. Sejalan dengan dilaksanakannya pembangunan kekuatan pertahanan maka harus dapat selaras dengan pembenahan dan penataan struktur, kultur dan doktrin yang dirancang secara komprehensif oleh para pimpinan dengan demikian akan mewujudkan profesionalisme prajurit/satuan kostrad masa depan yang memiliki postur yang mampu mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis dan potensi ancaman yang timbul di seluruh wilayah NKRI. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan penyiapan postur satuan Kostrad dalam menghadapi tantangan tugas kedepan, sehingga kekuatan, kemampuan dan gelar tersebut dapat diproyeksikan secara cepat dan tepat dalam menangani berbagai bentuk ancaman.
     Oleh karena itu Kosrad sebagai Kotama pembinaan dan Operasi harus dapat mengimplementasikan diri prajurit/satuan Kostrad sebagai berikut : Pertama, mewujudkan postur prajurit yang profesional dan modern dalam penyelenggaraan pertahanan NKRI di darat. Kedua, meningkatkan dan memperkokoh jatidiri prajurit yang tangguh, yang memiliki keunggulan moral, rela berkorban dan pantang menyerah dalam menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan integritas keutuhan wilayah NKRI berdasarkan Saptamarga dan Sumpah Prajurit. Ketiga, mewujudkan kualitas prajurit yang memiliki penguasaan ilmu dan keterampilan keprajuritan melalui pembinaan doktrin, pendidikan dan latihan yang sistematis serta meningkatkan kesejahteraannya. Keempat, mewujudkan kesiapan operasional untuk penindakan terhadap ancaman yang datangnya dari dalam maupun yang dari luar. Kelima, mewujudkan kerjasama militer dengan negara-negara sahabat untuk meningkatkan profesionalisme prajurit. Keenam, mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat sebagai roh prajurit di dalam upaya pertahanan negara. Misi tersebut merupakan cerminan yang harus dibangun oleh prajurit-prajurit Kostrad dalam rangka pencapaian tugas pokoknya.

IV. KESIMPULAN
       Kostrad sebagai bala kekuatan terpusat, dituntut dan diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugas operasi di seluruh wilayah NKRI. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan dan mewujudkan tuntutan yang diharapkan maka peningkatan profesionalisme prajurit / satuan Kostrad merupakan sesuatu keharusan yang tidak boleh ditunda-tunda lagi. Upaya-upaya yang harus dilakukan adalah peningkatan intensitas latihan dengan pemberian materi-materi latihan yang memadai pada aspek keterampilan tehnis (aspek keterampilan tehnik menembak, aspek keterampilan Disiplin Tempur, aspek keterampilan intelpur ), Aspek Keterampilan taktik, peningkatan kemampuan fisik serta aspek non teknis seperti peningkatan kepemimpinan dan keberanian prajurit. Mengingat sifat karakter satuan angkatan darat adalah “Prajurit yang dipersenjatai” maka untuk peningkatan profesionalisme prajurit satuan Kostrad, maka tidak ada jalan lain sebagai alternatif, satuan-satuan Kostrad perlu diberikan dukungan materiil alut sista yang memadai dengan melakukan penggantian/pengadaan alut sista yang baru agar kesiapan operasional prajurit/satuan benar-benar dapat terwujud. Dengan demikian peran satuan Kostrad sebagai bagian dari TNI AD dapat dilaksanakan secara optimal sebagai alat negara di bidang pertahanan dalam rangka menegakkan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia dari ancaman dan gangguan yang mungkin timbul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar