Final Piala Dunia telah selesai digelar malam ini di Afrika Selatan, berjuta pasang mata menyaksikan bagaimana alotnya pertandingan final antara kesebelasan Belanda dengan kesebelasann Spanyol. Kedua kesebelasan menunjukan permainan terbaik mereka untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan mereka namun sampai dua kali 45 menit pertandingan tak ada satupun gol yang dihasilkan oleh kedua kesebelasan, tercatat beberapa kartu kuning dikeluarkan oleh wasit Howard Webb dari Inggris yang memimpin pertandingan untuk kedua kesebelasan, permainan keras ditunjukan oleh kesebelasan Belanda maupun Spanyol namun walupun begitu sportifitas antara kedua kesebelasan tetap terjaga.
Gol tunggal baru tercipta pada babak 15 menit kedua perpanjangan waktu atau menit ke-116 oleh Andres Iniesta yang memanfaatkan umpan terobosan Cesc Fabregas. Spanyol memang pantas menjadi juara dan patut berlega hati karena memang sejak babak awal pertandingan senantiasa menguasai pertandingan walaupun sempat kewalahan menghadapi aksi Arjen Robben pemain sayap Belanda.
Saya sendiri mendukung kesebelasan Spanyol sejak mereka lolos kebabak delapan besar, bukan karena saya hidup di lingkungan orang Spanyol yang selalu men-support pekerjaan saya atau karena Belanda pernah menjajah negara kita selama 350 tahun, semua itu bukan alasan. Saya mendukung Spanyol karena mulai tertarik dan mengikuti sepak terjang mereka selama Piala Dunia serta mencari referensi lain dari ulasan-ulasan para ahli strategi baik dari praktisi olah raga, sipil maupun militer termasuk mempedomani yang diungkapan oleh Presiden Republik Indonesia bapak Susilo Bambang Yudhoyono sepeti dirilis dalam Detik.com bahwa Spanyol di lini depan, tengah dan belakang sama kuat. Spanyol juga melakukan segala sesuatunya secara terpadu tetapi Belanda lini depannya mungkin kuat tetapi di lini tengah dan belakang mereka tidak sekuat pemain depannya sehingga secara teori, Spanyol memang lebih unggul satu klik daripada Belanda.
Ajang Piala Dunia Sepak Bola selain menanamkan rasa sportifitas kepada pemain dan supporter juga dapat digunakan sebagai wahana untuk menanamkan rasa nasionalisme atau kebangsaan kepada pemain itu sendiri maupun para supporternya seperti yang terlihat di Lebanon Selatan dimana para prajurit Spanyol mulai dari Soldado atau Prajurit Dua sampai Jenderal mereka menyediakan waktu khusus untuk memberi dukugan kepada kesebelasan negara mereka namun bukan berarti para prajurit dilepas begitu saja mencari tempat untuk menyaksikan kesebelasan kebanggaan mereka belaga dalam final Piala Dunia. Sejak H-2 final Piala Dunia, CSS Unit bekerja sama dengan UEABA telah merencanakan dan menyiapkan acara Nonton Bareng yang digelas di lapangan parade Seceast HQ menggunakan fasilitas layar lebar dan LCD Projector mirip pertunjukan layar tancap waktu saya kecil. Tidak ketinggalan juga mereka mengundang stasiun televisi MTV serta media sura kabar lokal untuk meliput kegiatan ini sehingga paling tidak akan diketahui bahwa ada banyak fans serta supporter Spanyol di Lebanon Selatan.
Semoga perhelatan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dapat menjadi inpirasi bagi bangsa Indonesia untuk membangun persepakbolaan di negara kita tercinta Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar